Minggu, 15 April 2012

penentuan harga jual

PENENTUAN HARGA JUAL


1. Pendahuluan
Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan tentang harga jual, faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual tersebut adalah faktor produk, tujuan manajer, biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dan faktor eksternal, seperti elastisitas permintaan, sasaran produk, persaingan pasar dan pengawasan pemerintah Industri kecil saat ini keberadaannya sangat lemah. Baik karena permodalan, manajemen, maupun karena persaingan. Maka untuk dapat mempertahankan usahanya, pengusaha terutama industri tekstil dituntut mampu menghadapi persaingan guna mendapatkan peluang pasar.
Salah satu sasaran utama industri kecil ini adalah memperoleh laba,dalam usaha memperoleh mengeluarkan pengorbanan-pengorbanan atau biaya yang tinggi, sehingga pengusaha tersebut berusaha keras dalam melaksanakan usahanya dengan tujuan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan dengan harapan dapat memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.
Dalam persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus melakukan pengembangan produk kain, sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan serta keinginan konsumen. Pemakaian produk kain di indonesia lebih banyak dipergunakan oleh keinginan masayarakat untuk memberikan alternatif jenis kain.

2. Teori
Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
Menurut Ricky W. dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa: “Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya”.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.
Mulyadi dalam bukunya menyatakan bahwa “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.”
Selain itu Hansen & Mowen mengemukakan bahwa “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Boyd, Walker, dan Laurreche dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa “Ada sejumlah cara dalam menetapkan harga, tetapi cara apapun yang digunakan seharusnya memperhitungkan faktor-faktor situasional. Faktor-faktor itu meliputi:
1. Strategi perusahaan dan komponen-komponen lain didalam bauran pemasaran.
2. Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang berbeda dari produk-produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat pelayanan konsumen.
3. Biaya dan harga pesaing.
4. Ketersediaan dan harga dari produk pengganti.
Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran di Indonesia menyatakan bahwa:
“Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru”
Definisi tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus memutuskan dimana ia akan menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Dalam beberapa pasar seperti pasar mobil, sebanyak delapan titik harga dapat ditemukan.


3. Data dan pembahasan
Hal-hal yang mempengaruhi harga jual :
Biaya penuh untuk memproduksi produk/jasa (dapat diramalkan), biaya penuh disini adalah informasi batas bawah penentuan harga jual Artinya : Bila biaya penuh tidak boleh lebih besar dari harga jual, supaya tidak menghasilkan “KERUGIAN”
Aspek di luar biaya :
* Selera konsumen
* Demand dan suplai
* Jumlah pesaing yang memasuki pasar
* Harga jual produk pesaing

Metode penentuan harga jual
* Harga Jual Normal (manufaktur dan penjual jasa)
* Harga Jual untuk pesanan khusus
* Harga jual dengan Cost type contract
* Harga jual yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur pemerintah


Contoh soal 1:
Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Kalau anda menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit produk anda dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jual
Contohnya seperti ini. Misalkan anda punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian :
• Biaya bahan baku : Rp. 250.000,00
• Biaya tenaga kerja : Rp. 100.000,00
• Biaya lain-lain seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
Jika anda menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka : Harga total = Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian untuk setiap jus yang anda jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.

Contoh soal 2:
Rumusan Menghitung Harga Jual Perunit (Manufaktur)
 Harga Jual / unit = BIAYA * + % Mark-up

 Persentase Mark-up = Expectasi Laba + BIAYA**
Expectasi laba = ROI x aktiva
* Biaya à Biaya yang berhubungan langsung dengan volume (perunit)
** Biaya à Biaya yang tdk bhub langsung oleh volume produk (non produksi)

Contoh soal2 :
Manajer Pemasaran PT. GLORY sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk ASTREX untuk tahun anggaran yang akan datang. Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :

Biaya Variabel :
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya adm & umum variable Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran variable Rp. 50.000.000
-------------------------- +
Total biaya variable Rp. 2.100.000.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp. 150.000.000
BIaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000
-------------------------- +
Total biaya tetap Rp. 1.400.000.000
-------------------------- +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi.
Unsur biaya :
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000 --------------------------- +
Rp. 3.000.000.000

Unsur mark-up :
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba 25% X rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
-------------------------- +
TOTAL Unsur Mark-up Rp. 1.500.000.000

Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up = ------------------------ x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000

Perhitungan Harga Jualnya :
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
--------------------------- +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
--------------------------- :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500,-



4. Kesimupulan


Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
Menurut Ricky W. dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa: “Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya”.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.
Mulyadi dalam bukunya menyatakan bahwa “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.”
Sementara hal-hal yg memepengaruhi harga jual adalah sebagai berikut:
Biaya penuh untuk memproduksi produk/jasa (dapat diramalkan), biaya penuh disini adalah informasi batas bawah penentuan harga jual Artinya : Bila biaya penuh tidak boleh lebih besar dari harga jual, supaya tidak menghasilkan “KERUGIAN”
Aspek di luar biaya :
* Selera konsumen
* Demand dan suplai
* Jumlah pesaing yang memasuki pasar
* Harga jual produk pesaing

METODE PENENTUAN HARGA JUAL
* Harga Jual Normal (manufaktur dan penjual jasa)
* Harga Jual untuk pesanan khusus
* Harga jual dengan Cost type contract
* Harga jual yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur pemerintah

Rumusan Menghitung Harga Jual Perunit (Manufaktur)

 Harga Jual / unit = BIAYA * + % Mark-up

 Persentase Mark-up = Expectasi Laba + BIAYA**
Expectasi laba = ROI x aktiva
* Biaya à Biaya yang berhubungan langsung dengan volume (perunit)
** Biaya à Biaya yang tdk bhub langsung oleh volume produk (non produksi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar